Minggu, 29 Juli 2012

siapa dirimu?

siapa sih dirimu yang bisa membuatku melamun sepanjang waktu?

siapa sih dirimu yang datang dengan egoisnya ke dalam mimpi ku tadi malam?

siapa sih dirimu, seenaknya saja datang saat ku terbangun di pagi hari, tanpa mengucapkan sepatah kata pun lalu pergi dengan siluet senyum mu yang berarti harapan!? harapan kosong..

siapaa dirimu, membiarkan otak ku bekerja untuk menghasilkan hormon dopamine? hanya membuat timbul perasaan senang - bahagia - namun semakin membuat ku berharap dan berkhayal dapat memeluk bayangmu

siapa dirimu yang tega membiarkan hormon norephinephrine ku begitu deras terproduksi? hanya membuat pembuluh darahku membesar, membuat kelenjar keringat ku bekerja, membuat detak jantung ku tak bertempo - tak beriringan dengan sistem respirasi ku

siapaa dirimuu!!? 
yang mengulurkan tangan kanan kepadaku memberikan sebuah balon yang besar ~ namun tipis ~ bertuliskan "Harapan untuk mu". ku coba meraihnya, ku ambil, seketika itu juga pecah. 

aku tahu .. 

aku terlalu erat dan tergesa-gesa meraihnya. kemudian, hanya bersisa harapan yang Robek dan kehangatan sesaat yang dihasilkan oleh nitrogen yang keluar dari balon itu menuju ruang atmosfer.
 tak lama, sakit yang muncul

kau malah tersenyum - dengan tangan kiri dibelakang pinggul memegang balon yang cukup besar dan kokoh, bertuliskan ~ "Cinta untuk Dia"

aku tahu Dia bukan lah Aku. 
tak sulit mengartikan tulisan yang kau sembunyikan dibelakang tubuhmu yang menawari keindahan itu.

terlalu silau!

membuatku berpikir pendek sehingga terburu-buru mengambil sesuatu yang seharusnya tak perlu ku ambil, sehingga aku tak perlu menikmati sakit dari pecahannya. tak perlu merasakan kehangatan sesaat. mengikis lapisan epidermis kulit ku

dan kau pun tak meninggalkan sedikit morphine kepada ku
apa kau ingin aku bisa terbiasa dengan rasa sakitnya? karna dengan kebiasaan seseorang bisa mati rasa.
tapi, siapaa yang bisa terbiasa dengan ini?!!


maaf .. jika kau merasa tak pernah bermaksud memberikan balon itu.
salah ku. aku yang terlalu bodoh menafsirkan senyum mu menjadi sebuah harapan, yang padahal kau tak pernah memberikannya.

baik , cukup kunikmati saja rasa sakit akibat teriritasi oleh praduga ku sendiri. oleh perasaan ku sendiri


Aku ...

seseorang yang pandai untuk berharap
namun Bodoh untuk memahami



Tidak ada komentar:

Posting Komentar