Jumat, 14 Desember 2012

Interview PNJ Fair ... [2]


Kemudian kakaknya melanjutkan interview-nya
            “ng.. ng.. baik, lets off to the topic. Sudah punya pengalaman menjadi panitia?”
“pernah dong ka, jadi panitia 17 Agustusan, teruus jadi Panitia pemotongan hewan kurban. Gitu kan ka?”

Dan sekali lagi entah kenapa kaka itu terlihat speechless. Entah apa yang gue lakukan (itu karna jawaban bodoh mu Azmi!! Hey seharusnya kau cerdas!!)
Kemudian interview itupun dilanjutkan dengan pertanyaan-pertanyaan yang mendasar dan basic dari suatu interview, sampai pada saatnya munculah pertanyaan yang menurut gue cukup menantang, gini;
            “kamu yakin akan bertanggung jawab dengan tugas yang kamu terima?”
            “yakin kak” kata gue dengan mantap
“kamu milih Divisi Acara, berarti kamu sudah siap kalo misalnya suatu ketika kamu punya kesalahan yang cukup besar, kamu yakin mau mempertanggung jawabkannya?”
“dari awal saya udah niat untuk ikut kepanitiaan acara ini kak, jadi dari awal pula saya sudah siap dan yakin dengan semua tugas dan resiko. Namun tentunya dengan hukuman yang setara dengan kesalahan yang saya buat” 

jawab gue makin mantap + bokis dikiiit haha, sok-sokan dari awal udah siap padahal sebelumnya di selasar masjid aja gue masih bimbang mau ikut apa engga

“sip, kaka jadi yakin sama kamu. kaka mau cerita tentang pengalaman PNJ Fair tahun kemarin, jadi ada anak Divisi Acara yang hampir mau dipenjara karena ga bisa nepatin janji feedback ke perusahaan sponsor”

*Glek. Nelen ludah saat itu persis seperti nelen baso bulat-bulat

            “konsekuensinya bisa sampe bawa-bawa penjara ka?”
“ iya jelas bisa, karena kalo udah menyangkut suatu perusahaan biasanya ada perjanjian hitam diatas putih, bermaterai pula kan, jadi jelas bisa dibawa sampe ke ranah hukum”

Gue Cuma bisa ngangguk ngangguk ngeri,

            “jadi gimana .. masih yakin mau ikut kepanitiaan ini dan masuk ke divisi acara?”
“ emm, sebelum saya denger cerita kaka itu sih saya yakin yakin aja tapi setelah denger itu ko rasanya jadi rada ragu ya hhe”
“haha  gaperlu takut gitu, kamu ga sendirian ko nanti”
“iya ka” hanya kata itu yang bisa gue keluarkan setelah shock terapy sama cerita kakaknya yang tadi.
“oke kaka kira sudah cukup untuk saat ini, sebelum itu kaka punya pertanyaan terakhir pada interview kali ini; apa yang akan kamu lakukan untuk meyakinkan saya bahwa kamu pantes saya pilih untuk ikut kepanitiaan?”
“hah, maksudnya kak? Bisa tolong dikasih contoh?”
“oke gini deh, tadi siang ada mahasiswi yang OR juga sama kaka terus setelah kaka melayangkan pertanyaan itu, tiba-tiba dia berdiri dihadapan kaka dan kemudian dia berteriak dengan lantang menyebutkan namanya dan kemudian bilang bahwa dia akan siap untuk berkontribusi aktif dalam acara ini jika seandainya memang dia terpilih”
“Harus berupa tindakan nyata ya?”
“yap . tepat. Ayo, apa yang mau kamu lakukan untuk meyakinkan kaka? Ayo apa aja ..”

 Hal  pertama yang gue bayangkan setelah dia bertanya seperti itu adalah; apakah gue harus kayang ditengah-tengah ruang BEM ini dan bilang ke kakaknya bahwa gue bisa lho gosok gigi sambil kayang. Namun niat itu gue urungkan, karna mau gue kayang ke’ atau dicampur sikap lilin dilanjutkan koprol di udara gue rasa itu bukan hal yang bisa meyakinkan dia untuk nerima gue sebagai panitia, yang ada dia yakin bahwa species seperti gue harus dimusnahkan dari PNJ.

Hal kedua yang terpikirkan adalah, apakah gue nunjukkin ke kakanya teknik spinning pen gue yang baru belajar 2 hari. Tapi Gamungkin, teknik spinning pen gue baru satu dan itu juga sama  sekali gapunya fungsi di acara ini. Dan cara ini pun gue urungkan.

Hal ketiga yang terpikirkan untuk gue lakukan adalah; solving rubik. Tapi masalahnya saat itu ga ada rubik. Masalah lainnya adalah gue masih cemen dan butuh waktu lama untuk nge-solve rubik. Masa iya gue harus berdalih ke kakanya dan bilang seperti ini,
            “ka, saya bisa solving Rubic dalam waktu 3 hari lhoo! Bahkan Grand master dan pemegang rekor sekalipun ga akan bisa men-solve rubik dalam waktu segitu. Gimana, Hebat kan ka?”

            Yang ada gue ditampar jeroan.

            “bingung ka, kaka yang nentuin deh saya mesti ngapain, tapi jangan suruh saya untuk melakukan seperti mahasiswi yang tadi kaka ceritain ya. Saya masih awkward disini hhe”
    Dan akhirnya gue hanya diminta untuk mengirimkan sepuluh sms ke temen-temen gue yang isinya adalah bahwa gue akan berusaha sekeras dan secerdas mungkin jika dipilih jadi panitia dalam acara ini. gue bersyukur ga dipaksa untuk berteriak lantang seperti mahasiswi yang diceritakan oleh kakaknya tadi. *sigh

            
                       
            Abis..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar