Kali ini gue mau mencoba sharing beberapa hal salah kaprah
yang menurut gue menarik untuk diceritain disini yang juga sudah menjadi lumrah
di masyarakat luas. Oya sebelum itu kilas sedikit arti dari ‘salah kaprah’ itu
sendiri. Salah kaprah itu adalah suatu kesalahan tindakan atau pengertian dari
masyarakat luas, namun karna sudah luas dan lumrahnya kesalahan di kalangan
masyarakat tersebut, suatu hal yang salah itu bisa dianggap benar/dibenarkan.
Hal salah kaprah yang pertama adalah;
1. Tegur sapa di jalan
Ada yang lucu dari tradisi orang
Indonesia. Jikalau mereka bertemu dengan teman, sahabat, tetangga ataupun
keluarga mereka di jalan, salah satu perkataan (lebih tepatnya pertanyaan) yang
sering mereka utarakan adalah “darimana
bu?”, “darimana pak?”, “darimana bro?”, “wey sob darimana lu?”, dan pertanyaan semacamnya. Mungkin bagi yang
ga biasa dengan tradisi orang Indonesia mereka akan berpikir, “ih mau tau banget deh lo”, tapi karena
di Indonesia hal ini udah menjadi lumrah dan biasa, orang-orang kita pun
menjawab dengan gampangnya tanpa ada rasa bahwa orang yang nanya itu terkesan mau tau. dan yang uniknya lagi, orang
Indonesia kalo ditanya seperti itu, seringkali jawabannya ga sesuai sama
pertanyaannya. Kebanyakan pasti jawabnya gini :
“eh mba darimana?” pasti sambil
senyum kalo lagi ngomong kaya gini,
“ini bu, beli telur sama beras”
dengan entengnya jawab begitu.
Padahal pertanyaannya itu ‘darimana?’ tapi orang Indonesia sering
jawab dengan apa yang mereka lakukan barusan. Kalopun jawabannya sesuai dengan
pertanyaannya, pasti kejadiannya malah kaya gini:
“eh mba darimana?”
“dari depan bu” menjawab sambil
senyum dengan tangan menunjuk ke arah BELAKANG, entah itu jempol atau telunjuknya
yang ngacung. Ini yang lucu, bilangnya dari depan tapi ko nunjuknya ke
belakang? Iya gak? Suka gitu kan? Lo juga pernah kaya gitu pasti kan?!
2. Naik Busway? Serius?
Kali ini adalah kasus salah kaprah
yang sudah lumrah di masyarakat Indonesia, khususnya sih di Jakarta. banyak
orang Jakarta dan sekitarnya kalo mau ngajak pergi ke suatu daerah di Jakarta
bilangnya begini, misalnya ini contoh kecilnya;
“eh ke kota yuk, ke
museum fatahillah sama museum wayang”
“naik apa?”
“naik Busway”
Dalam hati gue berteriak meronta : ‘Naik Busway? Serius?’
Tiap kali orang ngomong seperti ini ke gue ngajak pergi naik Busway,
bayangan yang langsung terbesit dalam fikiran gue adalah, ‘gue pergi ke kota
dengan jalan kaki di atas jalan khusus Transjakarta’. Masa iya dari depok ke
Jakarta jalan kaki! di atas jalur khusus Transjakarta lagi. Itu namanya nyiksa!
Ini yang salah kaprah, banyak
orang menyebut TRANSJAKARTA adalah BUSWAY. Padahal kedua hal ini beda jauh,
Transjakarta adalah alat transportasinya sedangkan Busway adalah nama jalurnya.
3. Ibu kandung??
Mungkin kalian pernah denger dari
seseorang entah itu namanya mitos, pamali, gossip, isu, kabar burung atau
apapun itu yang bilang bahwa orang padang itu pelit. Entah darimana sumbernya
yang menyebutkan itu gue ga tau, dan belum ada alat bukti maupun hasil survey
yang membuktikan dan meyakinkan bahwa orang padang pelit. Menurut gue
pernyataan itu subjektif ah, ga semua orang padang pelit ko, tergantung siapa
orang padang yang sedang berhadapan dengan kita. Dan oleh siapa orang padang
itu sedang berhadapan. Bisa aja kan yang buat isu ini gempar adalah orang yang
minta sesuatu yang berlebihan kepada temannya atau orang terdekatnya yang
kebetulan asli padang. Bisa aja kejadiannya gini;
“Uda, saya sudah 10 tahun menikah
tapi belum dikaruniakan anak, kira-kira uda bisa bantu ga?” sebut saja ini si X,
bukan orang padang.
“apa yang kau butuhkan ha?”
“bolehkah saya pinjam istri uda? Saya
sangat ingin sekali merasakan punya anak, mempunyai keturunan” tiba-tiba si X
ini gatau diri
“Wuasssuuu!! (nahlo ini padang apa
jawa sih?) enak aja, tidak akan awak kasih pinjam istri awak ke kamu lah!
Sampai kapan pun tidak akan saya kasih”
“dasar uda, kau pelit!” si X malah
nyolot. Gatau diri kuadrat
Nah tuh! Bisa aja kan awal sejarah
munculnya isu orang padang itu pelit karena seperti itu. Justru orang yang
nyebar isu yang gak tau diri. Masa iya minjem istri! Dan kemungkinan yang
membuat isu orang padang pelit karna orang padang punya jiwa usaha yang besar,
mereka jadi sedikit perhitungan terhadap sesuatu, yang padahal itu bukan pelit,
hanya saja refleks atau kebiasaan mereka berdagang. Membuat instinct
perhitungan mereka lebih besar ketimbang orang lain.
Tapi ada satu lagi nih faktor yang
menurut gue kenapa orang padang dibilang pelit. Kalian pernah makan di restoran
padang kan? Gak mesti di restoran deh, minimal warung padang pinggir jalan,
pasti pernah kan. Nah dari tiap warung itu pasti punya nama restorannya,
seperti ‘warung padang bahari’, ‘warung padang sederhana’, ‘warung masakan
padang andalas’ , sama ‘warung masakan padang Bundo Kanduang’. kalo menurut gue
titel ‘warung masakan padang Bundo Kanduang’ inilah yang bikin orang padang
disangka pelit. Coba misalnya suatu ketika kalian nemu warung padang dengan
titel bundo kanduang, terus kalian makan disitu. Setelah selesai coba deh
kalian langsung pergi aja, pasti kita tetep disuruh bayar, padahal kan Bundo
kanduang tapi tetep aja habis makan bayar, apalagi Bundo Tiri.
4. Dari samping lah!
Banyak dari kalian pasti pernah naik
angkot. Dan pernah ga kalian setelah turun dari angkot kemudian bayar tapi
uangnya itu nilainya lebih besar dari tarif angkot yang kalian tanggung.
Misalnya tarif kalian Rp3500 tapi ngasih uangnya Rp20.000 , biasanya kalo udah
kaya gini abangnya suka ngeluarin pertanyaan bodoh. Dia suka nanya, “Naik
darimana tadi de?” ini pertanyaan bodoh banget. jelas jelas gue naik dari
samping Lah! Kan pintunya ada di samping. Ga mungkin kan gue naik dari atas,
loncat gitu, emang gue spiderman!
Abang – abang angkot emang suka
ada-ada aja. Ada lagi yang gue kurang suka dari angkot yaitu, dimana dia
nge-sign (ngasih lampu tanda) disitu lah dia berenti. Kan itu namanya
ngebahayain pengendara di belakangnya. fiuh
5. KEPO
Ini nih satu lagi salah kaprah yang
gempar dikalangan kaula muda jaman sekarang. Sekarang tuh emang makin edan,
kadang kalo seseorang nanya ke temennya tentang suatu hal, temennya bukan jawab
yang bener tapi malah ngatain orang itu dengan sebutan “kepo banget deh lu!”,
atau “kepo banget sih haha”. hal yang kaya gini kadang bikin kesel si penanya
nya, padahal nanya serius-serius eh dijawabnya begitu. Minta digampar pake kencur!
Gue bisa banget ngerasain gimana rasanya
dibilang ‘Kepo!’, karena gue pernah ada di posisi mereka dan gue sering jadi
korban modus ini -__- . (sorry jadi curhat)
Oke, Balik lagi ke masalah Kepo. Dewasa
ini banyak sekali yang menggunakan kata kepo khususnya di social media yang
mengartikan kepo itu dengan ‘orang yang pengen tau segala sesuatu’, ‘sok tau’, ataupun
‘mau tau urusan orang’. Arti-arti tersebut ga bener-bener salah sih, karena
memang bahasa kepo sendiri diserap dari bahasa luar dan dibuat arti lagi sesuai
dengan budaya dan kultur Indonesia. Tapi gue kurang sreg aja sama artinya yang
sekarang. Yang gue tau kepo itu adalah singkatan dari Knowing Every Particular Object . yang artinya adalah seseorang
yang tahu banyak hal. Arti disini sama sekali ga mengacu dengan kesan sok tau
ataupun orang yang kepengen tau banget, enggak!
Namun karna ini masalah pengertian
bahasa jadi kembali lagi pada kalian mau mengartikan kepo sebagai arti yang
mana. Kalo gue sih menganut arti yang mengatakan KEPO adalah singkatan. Dan silahkan
kalo kalian mau meyakini makna kepo adalah ‘pengen tau banget urusan orang’. Bebas,
itu terserah kalian. Tapi gue saranin, please banget jangan terlalu sering
ngatain orang yang nanya ke kalian dengan kata KEPO, itu sumpah ya rasanya
nyess banget, rasa sakit yang dibalut dengan mimik kipa. (wey!! Kenapa malah
jadi curhat lagi).
janji ya? jangan suka gituin orang. ini salah satu bentuk peduli gue terhadap korban modus kejahatan ini (yaelah lebay banget!).
janji ya? jangan suka gituin orang. ini salah satu bentuk peduli gue terhadap korban modus kejahatan ini (yaelah lebay banget!).
oke, Mungkin itu aja beberapa point salah
kaprah yang baru gue sadari di negeri kita ini. Sebenernya masih banyak hal-hal
lucu di negeri kita yang tersebar namun belum jadi perhatian kita. Kenapa sih
begini? Kenapa sih begitu? selama hal itu bisa menjadi humor dan buat kita
ngakak sendiri ya kenapa enggak, toh bisa jadi itu bisa bikin kita lupa
sementara terhadap kekisruhan yang lagi menimpa Indonesia sekarang, hehe :)
Gue minta maaf kalo ada yang merasa
tersinggung dari tulisan gue diatas, sama sekali ga ada maksud untuk mencela
atau mendiskriminasikan suatu pihak atau golongan, semua murni hanya untuk
menghibur.
Keep glowing and shining !!! hahaha
\m/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar