Jatuh
cinta .
Hal
yang lumrah namun tidak murah.
Perasaan
jatuh cinta kepada pasangan atau lawan jenis banyak ditemukan saat masa remaja
atau saat sedang pubertas. Karena produktivitas hormon pada saat remaja cukup
optimal dan sedang dalam keadaan klimaks, Yaa.. kira-kira bisa dibilang begitu.
Mangkanya pas kita dalam keadaan suka atau jatuh cinta pada seseorang biasanya
timbul perasaan seneng, berharap, bahagia sampai perasaan bingung, galau dan
marah. Semua itu gak Cuma karena bawaan psikologis kita tapi juga ada sebab atau peran serta dari jaringan
tubuh kita.
Gue
pernah baca artikel isinya, ada seorang profesor dari salah satu Univertsitas
di Amerika mengatakan bahwa saat seseorang jatuh cinta maka otaknya akan
mengeluarkan hormon dopamine dan hormon norepinephrine dalam jumlah yang
banyak. Hormon dopamine adalah 'pleasure chemical', yakni hormon yang
membuat timbulnya rasa bahagia yang luar biasa. Sementara hormon norephinephrine mirip hormon adrenalin. Yaitu memicu anggota
tubuh seperti jantung, pembuluh darah, dan kelenjar keringat, hingga mengalami
gejala-gejala seperti deg-degan, muka memerah, keringat dingin, dan lain-lain.
Namun
meskipun otak akan mengeluarkan hormon
dopamine dan hormon norepinephrine
dalam jumlah yang banyak, orang yang jatuh cinta juga akan mengalami penurunan
level penyaluran rangsangan diantara sel-sel saraf otaknya. Dampaknya di psikis
oleh orang yang bersangkutan yaitu memendam harapan dan khayalannya. Kemudian pada
akhirnya akan menjadi 'terobsesi'
untuk mendapatkan si doi.
Jika
sudah seperti ini pheromones (zat
yang disekresikan oleh suatu organisme, yang mempengaruhi tingkah laku
organisme lain dari spesies yang sama) yang akan bekerja, kemudian inilah yang
membuat munculnya keberanian untuk melakukan pedekate, hingga akhirnya
menyatakan cinta pada si doi
Secara
gak sadar ternyata saat kita sedang jatuh cinta banyak hormon-hormon dan jaringan
dalam tubuh yang ikut berperan serta untuk memberikan sensasi jatuh cinta yang
bikin melayang-layang, berharap dan berkhayal bahkan sampai-sampai bisa
terobsesi untuk mendapatkan si dia. Kalo dipikir-pikir kita patut bersyukur
juga lho, Allah menciptakan hormon ini
untuk kita bisa menikmati nikmatnya jatuh cinta.
Karena coba bayangin kalo hormon dopamine dan hormon
norepinephrine diciptakan bukan untuk memberikan sensasi bahagia dan tenang
saat jatuh cinta, melainkan malah membuat produksi parasit Entamoeba Histolytica
atau Bakteri Shigella, yaitu parasit dan bakteri yang menyebabkan seseorang
terkena penyakit Disentri alias Mencret!
Kalo hormon-hormon itu diciptakan untuk menyebabkan orang mencret, pastinya
kisah cinta setiap orang akan menjadi kisah hidup yang tragis bahkan
menyedihkan. Coba bayangin, disaat kita suka sama salah satu temen kita di
sekolah trus kita mau usaha untuk pedekate-in
dia, bukannya rasa bahagia yang tercipta, malah sensasi kebelet bahkan
merinding enjoy yang timbul. Setiap pengen ngomong “I miss you” yang keluar
malah “misi yoo, kebelet”. Tentunya itu gak akan asik, dan gak akan ada orang
yang jadian kalo setiap jatuh cinta bukannya pedekate sama si dia, malah
pedekate sama WC sekolah
Terus setiap pengen ngajak nonton,
bukannya nikmatin filmnya tapi malah nikmatin enjoy nya bulak-balik ke toilet
twenty one. tragic
Maka dari itu ini salah satu bukti
bahwa Allah menciptakan kita, bahkan alam ini secara lengkap dan seimbang. Sampai
hal-hal yang kecil dan detail pun – seperti hormon dan jaringan dalam tubuh –
ALLAH sudah mengaturnya dengan baik dan sempurna. jadi kalo ada sesuatu yang
membuat kita sakit dan merugikan kesehatan kita, itu bukanlah akibat dari Allah tapi akibat dari kesalahan dan kerakusan kita sendiri
Demikian kuliah subuh kali ini, semoga
bermanfaat untuk kalian semua dan menjadi pelajaran bagi kita semua. Mari kita
tutup dengan membaca istighfar sebanyak-banyaknya (astaghfirullahal adzim) dan membaca hamdalah (alhamdulillahi robbil ‘alamin) ….
Hahaha
enggak guys gw ga lagi kuliah subuh, Cuma emang tumben aja ya gue ngomong
serius gini sok-sok scientist muda. Tapi ya ngga apalah, jarang-jarang :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar